Sabtu, 29 November 2008

Sujud Syukur

Tulisan di bawah ini tidak membahas fikih ataupun tatacara sujud syukur. Yaitu sujud kepada Allah setiap kita menerima kenikmatannya.

Tulisan ini adalah berisi tentang praktek sujud syukur yang dilakukan oleh hamba Allah, yang tak malu-malu mengekspresikan kesyukurannya dengan cara islami. Tak tanggung-tanggung, di dalam lapangan bola dalam pertandingan berskala internasional. Sebagaimana yang dilaporkan oleh Muhammad Syarief, Mahasiswa Pascasarjana AOU, Kairo. http://eramuslim.com/berita/dakwah-mancanegara/straiker-timnas-mesir-berdakwah-dari-lapangan-hijau.htm

Striker Mesir, Berdakwah di Lapangan Hijau

Siapa bilang hanya seorang berprofesi ustaz saja yang mampu berdakwah. Di Mesir, seorang striker bola papan atas pun bisa berdakwah melalui lapangan hijaunya. Nama pemain ujung tombak timnas negeri Musa itu adalah Muhammad Abu Treka. Berulangkali ekspresi kegembiraannya setelah mencetak gol menyedot perhatian publik, dan hebatnya keunikan ini hanya datang dari Timnas Mesir.

Salah satu situs Islam terdepan di dunia arab, Islamonline memberitakan dahsyatnya dakwah sang striker. Abu Treka, demikian panggilan akrab beliau. Setiap berhasil menyarangkan bola di gawang lawan, ia mengekspresikan rasa syukurnya dengan sujud. Tanpa sungkan ia
berlari gembira ke tepi lapangan dan bersujud di sana. Hal yang sama diikuti oleh rekan timnya yang lain. Sungguh pemandangan yang mengharukan.

Terlepas dari diterima atau tidaknya sujud syukur sang kapten, karena celana bola yang ia kenakan tak sampai menutup lutut, namun paling tidak, ia mampu memikat para penonton khususnya mereka yang non muslim. Seperti pertandingan putaran pertama seleksi piala dunia 2010, yang memperetemukan Mesir dan Kongo pada tanggal 7 September lalu. Abu
Treka kembali sukses mencetak gol, dan seperti biasa, ia wujudkan rasa syukur itu dengan sujud. Warga Kongo yang menjadi tuan rumah pada pertandingan itu terdiam dan bingung, apa yang sedang dilakukan si mesin gol dari Timnas Mesir itu?

Seorang Mufti Kongo bernama Syeikh Abdullah Mangala Luaba bertutur tentang dakwah sang kapten dari pertandingan itu. Mufti ini mengatakan, bahwa sujud yang dilakukan Abu Treka dan teman-temannya se-tim setelah mencetak gol, sungguh menarik perhatian para penonton di negerinya.

"Kekaguman itu telihat setelah pertandingan usai, kami didatangi oleh para penonton yang menanyakan sebab Timnas Mesir bersujud seperti itu", cerita Syeikh Abdullah. Beliau kemudian menjawab pertanyaan mereka, "Itu dalam Islam disebut sujud syukur, ekspresi kegembiraan akan nikmat yang telah Allah berikan kepada tim mereka melalui gol". "Demikianlah Islam mengajarkan kepada umatnya, untuk senantiasa mensyukuri nikmat
yang didapat," jelas Syeikh Abdullah.

Bermula dari rasa penasaran ini, kemudian mereka semakin bersemangat ingin tahu lebih jauh lagi tentang Islam. Maka sporter Timnas Kongo pun semakin banyak bertanya kepada Syeikh Abdullah tentang apa itu Islam dan kewajiban-kewajiban yang ada di dalamnya. Pintu hidayah pun terbuka, setelah merasa mantap, mereka kemudian berbondong-bondong mendatangi
Syeikh, dan mengucapkan dua kalimat syahadat di bawah bimibingan beliau.

Sang Striker
Tak seorang pun menyangkan, apa yang dilakukan Abu Treka telah menjadi pintu hidayah bagi para penikmat bola. Kapten sekaligus mesin gol Timnas Mesir bukan saja membuat kagum penonton yang memenuhi stadion nasional Kinshasa di Kongo kala itu. Dalam pertandingan
sebelumnya, ketika koran Denmark menerbitkan karikatur nabi, selepas mencetak gol Abu Treka melakukan hal yang cukup unik. Ia berlari kegirangan sembari memperlihatkan kaos dalam yang ia kenakan. Kaos itu bertuliskan "nahnu fidaka ya Rasulallah" yang artinya, "Kami siap berkorban untukmu ya Rasulallah".

Dalam pertandingan lainnya, di waktu terjadinya pemboikotan Israel atas muslim di Gaza. Abu Treka juga menunjukkan simpatinya. Kali ini kaos dalam yang ia kenakan bertuliskan "Ta'athufan ma'a Gazza, Sympathize with Gaza". Yang berujung dengan penghapusan foto ekspresi Abu Treka saat itu dari situs Google, karena dianggap kental akan kepentingan
politik.

Yang menarik sekaligus membuat haru, adalah ketika piala Afrika diadakan di Mesir bulan Februari, tahun 2006 lalu. Saat itu Timnas Mesir menjadi juara, setelah sukses mengatasi Pantai Gading melalui drama adu penalti dengan skore 4-2. Selepas menerima piala dari
Presiden Husni Mubarak, Timnas Mesir yang dipimpin Abu Treka itu menuruni podium dan kembali ke lapangan hijau. Kemudian mereka membentuk shaf, dan melakukan sujud syukur bersama. Subhanallah!

Mungkin itu untuk pertama kalinya terjadi dalam sejarah persepakbolaan. Sebuah ekspresi kemenangan yang luar biasa, dan hebatnya itu hanya ada di Mesir.

Rabbunâ yubârik fîkum yâ muntakhab Masr...

Sabtu, 15 November 2008

Musyrik: Manten Kucing di Banyuwangi

Warga Dusun Curahjati, Banyuwangi memiliki tradisi cukup unik. Setiap Jumat legi, mereka menikahkan sepasang kucing. Tradisi ini diyakini bisa menangkal ancaman kekeringan, Jumat (14/11). Demikian berita yang saya kutip dari detik.com

Ini adalah gambaran kesyirikan yang bertebaran di negeri kita. Mata boleh buta, tapi jika hati dan pikiran buta inilah jadinya. Tata cara agama yang diajarkan Allah serasa tidak cukup. Maka perlu mengerjakan ritual yang diajarkan para jin. Akalpun dilepas sejenak. Demi menangkal kekeringan, kucingpun dinikahkan. Dua ekor kucing digendong oleh dua orang dusun tersebut. Entah mereka bertindak sebagai apa, wali atau saksi. Itu tak penting, karena ritual ini juga tak melibatkan akal.

Di sebuah sumber air, mempelai itupun dinikahkan Mbah Martoyo sebagai pemangku adat. Siraman air bunga setaman dan kepulan asap kemenyan menyertai prosesi pernikahan yang disaksikan warga. Kabarnya menikahkan kucing ini dilakukan setiap hari Jum’at Legi.

Ini adalah tantangan para da’i dan ulama untuk mengajarkan akidah Islam lebih gencar lagi. Islam, satu-satunya agama yang diterima disisi Allah, mengajarkan kepada manusia bagaimana menjalani hidup. Karena ini agama Allah, maka cara ibadahnyapun berasal dari Allah. Termasuk ajaran bagaimana seharusnya kita minta pertolongan kepada Allah.

Ya ayyuhalladzina amanus ta’inuu bisshobri wassholat. Inna Allaha ma’ashshobiriin. Mohonlah pertolongan dengan sabar dan sholat, sesungguhnya Allah bersama orang yang sabar.

Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin. Kepada-Mu kami mengabdi dan kepada-Mu kami mohon pertolongan.

Jadi dengan dekat kepada Allah, dengan sholat, berdoa dan sabar, kita akan mendapatkan pertolongan Allah. Maka mintalah pertolongan itu dengan cara yang patut. Bukan justru mendengar bisikan syetan dengan menikahkan kucing.

Seharusnya malah lihat sekitar. Adakah kemaksiyatan di kampung kita. Karena kemaksiyatan akan mendatangkan azab Allah. Daripada menikahkan kucing, lebih baik menikahkan muda-mudi yang pacaran atau bahkan orang tua yang kumpul kebo.

Kalau solusinya menikahkan kucing.... manusia yang mulia ini akan diketawain setan.

Ihdinashshiratal mustaqiim.